NOTULENSI
ONE DAY WITH DEKANAT
KAMIS, 22 SEPTEMBER 2016
1. FASILITAS DAN PRASARANA
– Q (AHEU dan SMART) : Ingin mengembangkan UKM minat dan bakat salah satunya kesekretariatan, karena belum ada tempat kesekretariatan
A (WD2): Sudah mencoba untuk memfasilitasi yaitu berada di sekre lantai atas, kesekretariatan fokusnya berada di Student Centre.
A (WD1) : Harapannya Student Centre merupakan pusat semua UKM. Sementara gunakan ruangan yang ada untuk UKM minat dan bakat.
A (Dekan) : diharapkan semua UKM menggunakan SC yang ada, tidak adanya UKM yang mendominasi.
– Q (2014) : Aktifitas praktikum mengenai akses jalan ke kandang atas (Ciparanje) kemudian pencahayaan untuk akses jalan tersebut. Bagaimana solusi untuk akses tersebut?
A (WD2): sudah sampaikan lewat surat mengenai sarana dan prasarana tersebut. Mencoba untuk mengingatkan lagi ke pihak rektorat.
A (Dekan) : memindahkan praktikum di Ciparanje merupakan salah satu perjuangan supaya digunakan untuk praktikum
– Q (2013) : Ruang Kuliah gedung 2 dan gedung 3 tempatnya sudah tidak nyaman
A (WD2 dan WD1): akan mengajukan hal tersebut ke pihak rektorat, karena tahun ini di tarik oleh pusat.
A (dekan) : Sarana dan prasarana harus mengikuti program, keuangan sudah disentralisasi, semua kegiatan di danai oleh Universitas tapi program harus jelas, sehingga ada output yang dihasilkan.
– Q (Equine) : Tidak ada lab yang menaunginya, sehingga tidak bisa mengajukan untuk mengadakan kandang kuda. Kira-kira ada tempat kosong untuk menyimpan kuda?
A (Dekan) : Equine di bawah lab.ternak potong, karena UKM masih baru sehingga ketika diberikan fasilitas tersebut, sanggupkah untuk memelihara kuda tersebut, sehingga perlu dipikirkan terlebih dahulu. Tidak mudah untuk membangun kandang tersebut, semua dilakukan secara bertahap.
2. AKADEMIK/PENDIDIKAN
– Q (2014) : PKL mengenai penjajakan PKL yang lama padahal dari perusahaan harus dari awal. Apakah penjajakan PKL bisa lebih dipercepat?
A (WD1) : dikomunikasikan dengan kami, SOP dibuat untuk memudahkan bukan menyulitkan, supaya yang PKL sesuai dengan jumlah SKS yang ditentukan. Kuncinya ada di koordinator PKL.
A (Dekan) : ketika anak PKL harus bisa membawa nama alamamater dengan baik.
– Q (2013) : bagaimana menentukan sistem pembelajaran SCL atau TCL ? apakah ada peraturan khusus? apakah ada evaluasi terhadap sistem tersebut?
A (WD1) : Menggunakan sistem pembelajaran SCL. Semua butuh proses dan waktu, namun sudah 75% meggunakan SCL. Evaluasi dilakukan sesuai laboratorium, pihak lab yang akan mengevaluasi.
A (Dekan) : semua mata kuliah harusnya dilakukan SCL. Namun, tidak semua dosen mampu sehingga masih ada yang kombinasi. Pelaksanaannya masih butuh proses dan seluruh mata kuliah tidak semua harus di SCLkan seperti matakuliah statistika.
– Q (2013) : kenapa melihat seminar UP harus 16 kali? Soal UAS tahun sebelumnya dan baru ada yang sama?
A (WD1) : sudah disepakati oleh semua Universitas. banyak anak-anak yang memalsukan tanda tangan panitia seminar sehingga kami perlu ada tindak lanjut seperti ini. Soal UAS harusnya dosen lebih kreatif, namun saat memberikan soal UAS yang sama tetap saja nilai mahasiswa tidak meningkat.
A (Dekan) : tanda tangan seminar UP harus jujur. Soal UAS tanggung jawab dosen yang bersangkutan.
– Q (BEM) : ketika lulus 3,5 tahun, setelah lulus harus kemana? Belum ada kreatifitas mahasiswa yang dimiliki? Sertifikasi pendamping bakat untuk mahasiswa?
A (WD1) : sekarang sedang dilakukan mengenai bidang khusus. Kompetensi untuk Fapet unpad yaitu pekerja yang memiliki ilmu, sebagai manajer, sebagai scientist. Harapan kami lulusan Fapet harus menjadi pemimpin. Sepakat diadakan sertifikasi untuk memicu mahasiswa.
A (dekan) : Uji kompetensi bukan dosen karena harus ada MOU yang jelas.
A (WD2) : mudah-mudahan diharapkan adanya uji kompetensi kedepannya
– Q (2013) : Masalah penelitian, mahasiswa untuk lahan penelitian keduluan oleh dosen. Adanya seminar pelatihan supaya terarah.
A (WD1) : Peminjaman tempat ada antrian yang panjang, karena fasilitas terbatas. Berharap adanya pelatihan seminar, penulisan skripsi dan karya tulis.
3. KEUANGAN KEMAHASISWAAN
– Q (2015) : terkait masalah bidikmisi yaitu ada 2 mahasiswa angkatan 2015 dan 2014 yang dicabut bidik misi dan tanpa diberikan SP terlebih dahulu.
A (WD2): untuk 3 orang bidik misi tersebut menghadap ke kami.
– Q (BPM) : mengenai bidikmisi 2014 dan 2015, mengurus bidikmisi kesiapa ? siapa yang mengolahnya dari fakultas? kedepannya mahasiswa tersebut bagaimana ? terkait SOP ditanda tangan oleh siapa ? mengenai transparansi keuangan, bolehkan mahasiswa mengetahui anggaran dana yang dikeluarkan mahasiswa?
A (WD2) : anggaran dana dikoordinasi oleh Bem dan diserahkan ke Manajer Kemahasiswaan, perancangan dana harus dari bulan Agustus. Transparansi dana ada tapi tidak perlu semua diketahui. Tahun ini anggaran sudah masuk, dan adanya peningkatan. Koordinasi lagi dengan Manajer Kemahasiswaan.
A (Dekan) : Anggaran yang sudah di ajukan perlu dievaluasi terlebih dahulu oleh Universitas. Untuk penganggaran tahun depan juli harusnya sudah masuk, sehingga kami sudah mengingatkan ke berbagai pihak untuk membuat anggarannya. Pengajuan tetap diteruskan ke Manajer Kemahasiswaan. Pengajuan ini berkaitan dengan dikti. Alur untuk mengajukan yaitu UKM – BEM – Manajer Kemahasiswaan – WD 1 – Dekan. Ada kasus yaitu kegiatan mahasiswa yang langsung meminta dana ke Univ, dari sini dekan ada teguran dari rektorat. Harusnya pengajuan ke fakultas terlebih dahulu.
A (WD1) : akan membuat SOP tentang penganggaran tapi setiap ukm harus menyatakan programnya untuk tahun ke depan di bulan November, pemilihan ketua ukm di awal tahun.
– Q (2013) : apa landasan untuk menentukan nominal UKT ? bolehkan kita tahu kemana UKT itu sehingga tidak ada kecurigaan dari kita ? untuk bidik misi seleksi diperketat
A (WD2) : nominal UKT tergantung kriteria gaji orang tua. Bidikmisi untuk mendorong mahasiswa yang ekonominya kurang beruntung, tapi kembali ke individu, jika ada hal yang tidak adil terkait bidikmisi bisa dilaporkan.
A (WD1) : Fakultas tidak menseleksi bidik misi tetapi pihak dikti.
A (Dekan) : Laporkan mengenai bidik misi yang bermasalah ke BEM
Tanggapan : ingin adanya keterbukaan mengenai dana, sistem harus diperbaiki supaya tidak ada ketimpangan antara pihak dikti, rektorat, fakultas dan mahasiswa.
4. ASPIRASI DARI UKM
– Q (BEM MIBA) : Bagaimana jika Forsenak tahun depan dijadikan piala dekan (diskusi bersama pak Alim), ada atau tidak untuk apresiasi para atlet yang mengikuti forsi dan ootrad?
– Q (BEM PSDM) : bagaimana profil mahasiswa fapet seperti apa ? rencana strategis jangka pendek/panjang untuk mahasiswa fapet seperti apa? Posisi mahasiswa fapet pangandaran, mereka seperti apa karena jadwal kuliah pun masih belum jelas dan sulit mencari buku, peran apa yang harus kita bantu untuk mahasiswa pangandaran ?
– Q (2014) : perlu adanya komunikasi
– Q (KPTU) : harapan KPTU bagaimana caranya pengadaan ternak namun fasilitas harus bergantian dengan yang penelitian dan praktikum, harapan pengadaan ayam petelur
– Q (KSPTP) : mengenai keuangan ada SOP yang jelas, adanya sosialisasi supaya pengumpulannya jelas. Sapi perah yang ada di kandang, pembelian sapi perah yang baik, karena kami memiliki program JSP jadi harus memiliki sapi perah yang produktif.
– Q (mahasiswa) : kompetensi prestasi mahasiswa ditingkatkan lagi
– Q (2014) : harapkan adanya pemindahan jalur supaya yang dari rektorat bisa dibuka, proses peralihan jalan. Sistem SCL kecewanya yang diujian tetap yg keluar dari TCL. Matkul dombing merupakan sistem pembelajaran yang bagus, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk matkul lainnya. Usulan pelatihan skripsi tolong digencarkan oleh BEM.
